Setelah 40 hari kepergian komedian Nina Carolina, yang lebih dikenal dengan nama Mpok Alpa, hidup suaminya, Aji Darmaji, mengalami perubahan signifikan. Berkewajiban menjadi orang tua tunggal, Aji harus mengangkat semua beban tanggung jawab yang sebelumnya diemban oleh almarhumah.
Ditemui setelah acara tahlilan ke-40 hari di kediamannya di Cinere, Depok, Aji mengungkapkan bagaimana kehidupannya sehari-hari sekarang terasa berbeda tanpa kehadiran Nina. Semua rutinitas yang dulu dijalani bersama kini menjadi tanggung jawab penuh dirinya.
“Ya itu aktivitas yang rutin yang biasa almarhumah lakukan ya sekarang saya lakukan. Misalnya, mengasuh anak atau menyiapkan baju, semua itu jadi tugas saya sekarang,” ujarnya dengan penuh harapan.
Aji menambahkan, “Sebelumnya, saya lebih sering hanya melihat dan sesekali membantu. Sekarang, saya menghadapi semua ini langsung dan berusaha untuk bisa menjalani peran ganda sebagai ayah dan ibu.”
Fokus utama Aji saat ini adalah anak-anak, di mana ia berupaya semaksimal mungkin memastikan mereka tetap mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang dibutuhkan kendati kehilangan sosok ibu. Ia bertekad untuk menjadi figur orang tua yang dapat diandalkan bagi mereka.
“Saya berkomitmen untuk tetap menjadi sosok yang dapat diandalkan oleh anak-anak. Semua perhatian dan kasih sayang saya sekarang tercurahkan untuk mereka agar merasa ada cinta dari orang tua,” tambahnya dengan penuh semangat.
Perubahan Hidup Sehari-hari Setelah Kehilangan
Setiap rutinitas baru yang dijalani Aji seolah menjadi pelajaran berharga. Kini, ia harus menjadi multitasking, mengurus rumah tangga, dan merawat anak-anak. Hal-hal kecil yang dahulu dianggap sepele kini menjadi tanggung jawab besar yang harus dijalani dengan sepenuh hati.
Misalnya, mengatur waktu untuk mengantar anak ke sekolah dan menemani mereka belajar di rumah adalah hal baru bagi Aji. “Saya harus pintar-pintar membagi waktu agar semuanya berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Setiap hari, ia belajar menyiapkan makanan dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya, sesuatu yang sebelumnya jarang ia lakukan. “Saya harus memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang baik dan ritual makan yang menyenangkan,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Aji juga berusaha untuk tetap menjaga komitmennya pada kerja maupun aktivitas di luar rumah. “Saya harus pandai mengatur waktu agar dapat meluangkan waktu untuk pekerjaan dan tetap hadir bagi anak-anak,” ungkapnya.
Masa transisi ini memang penuh tantangan, namun Aji bertekad untuk menjalani semuanya demi kebahagiaan anak-anaknya. Ia ingin mereka merasakan cinta dan kehangatan meski dalam situasi yang sulit.
Kenangan Manis Bersama Mpok Alpa yang Tak Terlupakan
Selama menjalin kehidupan rumah tangga, Aji mengenang momen-momen berharga bersama Mpok Alpa. Momen kebersamaan yang penuh tawa dan kebahagiaan itu selalu membekas di hatinya. “Kehangatan rumah tangga kami penuh tawa, itulah yang selalu saya ingat,” kenangnya.
Salah satu kenangan yang paling diingat Aji adalah saat-saat mereka bercanda dengan anak-anak di rumah. “Rindu sekali dengan suasana canda tawa saat Mpok Alpa masih ada,” tambahnya dengan nada haru.
Dia juga merasa sangat beruntung bisa berbagi kehidupan dengan seseorang yang begitu ceria dan penuh semangat. “Mpok Alpa selalu bisa membuat saya tersenyum, bahkan di saat-saat tersulit,” lanjutnya.
Aji berharap bisa meneruskan nilai-nilai positif dan keceriaan yang terus dibawa Mpok Alpa dalam kehidupan anak-anak. “Saya ingin mereka mengingat ibunya dengan baik, jadi saya akan bercerita banyak tentang kebaikan dan keceriaannya,” ujarnya penuh semangat.
Dengan harapan bahwa kenangan indah itu akan terus mengalir dalam diri anak-anaknya, Aji bertekad untuk menjaga semangat almarhumah tetap hidup di dalam keluarga mereka.
Menemukan Kekuatan dalam Situasi Sulit
Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal yang mudah. Aji menyadari bahwa dia akan menghadapi banyak tantangan ke depan. Namun, ia berusaha untuk menemukan kekuatan dalam diri dan terus maju meskipun kehilangan yang dialaminya. “Saya harus banyak belajar, terutama tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik,” ungkap Aji.
Setiap hari membawa pelajaran baru yang membuatnya lebih kuat. “Saya harus tegar demi anak-anak. Mereka adalah prioritas utama saya,” ujarnya.
Aji terus menggali cara untuk bersikap positif dan memotivasi dirinya agar dapat menjalani kehidupan yang baik. “Saya akan terus berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik untuk mereka,” tambahnya.
Ia juga bernekur untuk menyuarakan pengharapan bahwa kehilangan ini bisa menjadi penguat bagi mereka semua. “Semoga anak-anak bisa melihat hal-hal baik dari apa yang sudah dilalui,” harapnya.
Dukungan dan kasih sayang dari lingkungan sekitar turut membantunya menemukan kekuatan dalam situasi sulit ini. “Keluarga dan teman-teman sangat membantu saya dalam melewati masa-masa sulit,” ungkapnya berterima kasih.













