PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI baru-baru ini menegaskan komitmen mereka terhadap keterbukaan informasi publik. Dalam rangka memperingati Hari Hak untuk Tahu Sedunia, BNI mengadakan serangkaian forum edukasi di Palembang, Sumatera Selatan, yang dihadiri oleh sekitar 130 mahasiswa dari Universitas IBA.
Acara ini juga melibatkan Komisi Informasi Pusat dan diwakili oleh beberapa tokoh penting, termasuk Rektor Universitas IBA. Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam mendorong transparansi informasi di lingkungan publik.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan bahwa keterbukaan informasi adalah fondasi penting yang dapat membangun kepercayaan masyarakat. Dengan langkah-langkah ini, BNI berharap dapat berkontribusi positif terhadap transparansi dan akuntabilitas di sektor publik.
Samrotunnajah Ismail, Komisioner Bidang Sosialisasi Edukasi dan Komunikasi Publik KIP, menegaskan peran generasi muda dalam mendorong budaya transparansi. Dia percaya mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan mendorong badan publik untuk lebih terbuka dan mengedukasi masyarakat mengenai hak mereka untuk tahu.
Selain forum bersama mahasiswa, BNI juga mengadakan sesi berbagi dengan mitra dan forum internal untuk pegawai. Hal ini bertujuan agar semangat keterbukaan informasi bisa diterapkan dalam praktik sehari-hari di lingkungan perusahaan.
Pentingnya Keterbukaan dalam Membangun Kepercayaan Masyarakat
Keterbukaan informasi publik bukanlah sekadar kewajiban hukum, melainkan juga merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Dengan adanya keterbukaan, masyarakat akan lebih percaya pada lembaga publik, yang pada akhirnya menciptakan hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan warga.
Okki Rushartomo menegaskan bahwa transparansi dapat meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga dapat berkontribusi dalam menyampaikan pendapat dan masukan.
Melalui forum edukasi ini, diharapkan mahasiswa dapat menyebarluaskan nilai-nilai keterbukaan kepada komunitas mereka. Ini akan membantu menciptakan kesadaran yang lebih besar akan pentingnya hak atas informasi di kalangan generasi muda.
Peran Generasi Muda dalam Mendorong Budaya Transparansi
Generasi muda memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan positif dalam masyarakat. Dengan pemahaman yang baik tentang hak atas informasi, mereka dapat menjadi pionir dalam memperjuangkan keterbukaan di berbagai sektor, termasuk pemerintahan.
Samrotunnajah menekankan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan harus berani bersuara dan mendorong badan publik untuk lebih transparan. Mereka harus mampu mengedukasi masyarakat tentang hak-hak mereka dan mendorong keterlibatan aktif dalam proses demokrasi.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun rasa memiliki terhadap isu-isu sosial. Jika mahasiswa dapat menyebarkan informasi yang akurat dan transparan, maka masyarakat akan lebih mudah terlibat dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap hidup mereka.
Tantangan dan Peluang untuk Keterbukaan Informasi di Indonesia
Meskipun Indonesia telah memiliki Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Kesadaran dan pemahaman masyarakat akan hak atas informasi perlu terus ditingkatkan agar semua pihak bisa mendapatkan manfaat maksimal dari regulasi ini.
Problem lainnya adalah masih adanya stigma negatif terhadap keterbukaan informasi, di mana banyak pihak khawatir jika informasi dibuka secara luas akan menimbulkan kontroversi. Oleh karena itu, edukasi yang konsisten dan berkelanjutan sangat diperlukan.
Namun, meskipun ada tantangan, kesadaran akan pentingnya transparansi semakin meningkat. Dengan adanya inisiatif dari lembaga-lembaga publik dan partisipasi masyarakat, peluang untuk membangun budaya keterbukaan informasi di Indonesia semakin terbuka luas.











