Pekan Film Jakarta 2025 atau Jakarta Film Week (JFW) 2025 menjadi momen penting bagi industri perfilman Indonesia dengan banyak program menarik. Kegiatan ini diadakan di sejumlah lokasi strategis, termasuk Taman Ismail Marzuki (TIM) serta CGV Cinemas Grand Indonesia dan CGV FX Sudirman, yang menghadirkan beragam pengalaman baru bagi para penonton dan profesional film.
Program yang diusung dalam JFW 2025 menawarkan pengayaan wawasan, inspirasi kreativitas, serta diskusi lintas budaya. Acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi film, tetapi juga sebagai platform untuk berbagi pengetahuan di kalangan pembuat film dan penggemar.
Salah satu program unggulan adalah Masterclass Directing yang diisi oleh sutradara ternama dari berbagai negara. Dengan berbagi pengalaman langsung, mereka memberi insight berharga bagi para calon sutradara dan penikmat seni film.
Menggali Ilmu dan Kreativitas dalam Masterclass Directing
Di dalam Masterclass Directing, para sutradara berbagi pengetahuan tentang berbagai aspek pembikinan film. Mereka menjelaskan proses kreatif, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang diterapkan dalam setiap karya. Melalui sesi ini, penonton diberikan kesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya.
Sutradara dari Vietnam, Duong Dieu Linh, yang dikenal lewat filmnya “Don’t Cry, Butterfly,” membagikan cara pandangnya tentang menangkap emosi dalam film. Selain itu, Woo Ming Jin dari Malaysia juga menyampaikan tekniknya dalam menyusun narasi yang kuat di dalam film.
Mouly Surya, salah satu sutradara terkemuka Indonesia, turut berpartisipasi dalam sesi ini. Ia menjelaskan perjalanan kreatifnya dalam pembuatan film “Perang Kota,” mengungkapkan bagaimana ia membentuk visi artistiknya dan pengalaman berharga dalam menemukan produser yang tepat.
Keterlibatan Penonton dalam Diskusi Kreatif
JFW 2025 tidak hanya fokus pada para pembuat film, tetapi juga melibatkan penonton dalam diskusi yang menarik. Program “In Conversation with Agak Laen: Menyala Pantiku!” menjadi sorotan yang cukup ramai. Di sini, penonton mendapatkan peluang untuk mendengar cerita di balik sekuel film tersebut dari para aktor dan tim kreatif.
Acara ini berhasil menarik perhatian banyak penonton yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai proses pembuatan film. Muhadkly Acho, Bene Dion, dan Wendy Aga membagikan pengalaman pribadi mereka serta menjelaskan tantangan yang mereka hadapi selama produksi film.
Diskusi ini membawa penonton lebih dekat dengan dunia perfilman dan memberi mereka kesempatan untuk terlibat aktif dalam kreativitas yang ditawarkan. Partisipasi penonton sangat penting dalam menciptakan suasana yang menarik dan dinamis.
Penghargaan untuk Dunia Perfilman di Direction Award
JFW 2025 juga menyelenggarakan acara penghargaan bernama Direction Award. Dalam acara ini, para sutradara dan pemain film “Si Paling Aktor” berbagi cerita menarik di balik layar produksi film tersebut. Sesi ini memberikan penghargaan kepada para pembuat film yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas perfilman Indonesia.
Jourdy Pranata dan Beby Tsabina menjadi salah satu bintang tamu dalam acara ini, memberikan pandangan mereka tentang tantangan dan kesenangan selama syuting. Pengalaman mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin terjun ke dunia film.
Pemberian penghargaan ini menunjukkan betapa pentingnya menghargai jerih payah dan dedikasi para sutradara dan aktor. Acara ini tidak hanya berfungsi sebagai pengakuan, tetapi juga sebagai motivasi untuk terus berkarya dalam dunia perfilman Indonesia.













