Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tipis sebesar 2,63 poin atau 0,03 persen, berakhir di level 8.271 pada Jumat (24/10) lalu. Dalam dunia investasi yang dinamis, angka ini menunjukkan adanya variabilitas dalam aktivitas perdagangan saham yang berlangsung kemarin.
Selama periode transaksi, nilai total yang diperoleh investor mencapai Rp22,45 triliun, dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 28,84 miliar lembar. Meskipun ada penurunan, performa IHSG dalam sepekan terakhir tetap positif dengan tiga kali penguatan, serta mencatatkan peningkatan sebesar 4,50 persen sepanjang pekan lalu.
Pada periode yang sama, Aulia Noviana Utami Putri, PH Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, menjelaskan bahwa perdagangan saham mengalami fluktuasi. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa turut meningkat sebesar 3,31 persen, menunjukkan optimisme di kalangan investor.
Pemantauan Pergerakan IHSG di Bursa Saham Indonesia
Ketika mempertimbangkan data terbaru, peningkatan kapitalisasi pasar dari Rp14.746 triliun menjadi Rp15.234 triliun mencerminkan tren positif. Namun, rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan sebesar 19,70 persen, dari 37,95 miliar menjadi 30,47 miliar lembar saham.
Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi tetap menjadi perhatian utama para analis. Rata-rata nilai transaksi harian pun mengalami penurunan sebesar 18,85 persen, dari Rp27,46 triliun menjadi Rp22,28 triliun, yang menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar.
Selain itu, frekuensi transaksi harian juga merosot sebesar 12,91 persen dari 2,71 juta kali menjadi 2,36 juta kali. Hal ini menandakan perlunya evaluasi terhadap strategi investasi di masa mendatang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Menurut VN Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, penguatan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi oleh beberapa faktor positif. Ketegangan yang meredup terkait kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap China menjadi salah satu faktor pendorong optimisme di pasar.
Laporan kinerja keuangan emiten kuartal III yang menunjukkan pertumbuhan menghasilkan sinyal positif lainnya. Meskipun ada tantangan, emiten besar seperti BBCA dan UNVR berhasil menunjukkan pertumbuhan laba yang cukup menjanjikan.
Investor asing juga menunjukkan minatnya dengan melakukan aksi beli bersih sebesar Rp6,13 triliun selama pekan lalu. Ini menandakan bahwa meskipun ada ketidakpastian, masih ada daya tarik yang tersisa bagi investor luar.
Proyeksi IHSG untuk Pekan Mendatang dan Rekomendasi Saham
Memasuki perdagangan pada Senin (27/10), Oktavianus memperkirakan IHSG akan bergerak dengan cenderung melemah di kisaran support 8.220 dan resistance 8.320. Hal ini menyiratkan potensi fluktuasi yang akan memengaruhi sentimen pasar.
Dua faktor utama yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks adalah potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan kondisi nilai tukar rupiah yang tetap kuat di atas Rp16.590 per dolar AS. Antisipasi terhadap perubahan tersebut menjadi fokus bagi investor saat ini.
Rekomendasi dari para analis mencakup beberapa saham yang berpotensi baik untuk dikoleksi. Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk dan saham PT Remala Abadi Tbk dapat menjadi perhatian karena proyeksi pertumbuhannya yang menjanjikan.
Sementara itu, Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan berada dalam fase terkoreksi minor dengan level support 8.161 dan resistance di 8.390. Beberapa keputusan suku bunga dan data ekonomi internasional dapat memberikan dampak signifikan terhadap arah pergerakan pasar.
Pada saat yang sama, pergerakan harga komoditas dan laporan kinerja emiten juga akan menjadi fokus utama. Analis menyarankan agar investor memperhatikan sektor-sektor defensif atau saham dengan fundamental kuat agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Salah satu saham yang direkomendasikan adalah Bank Tabungan Negara (BBTN), yang menunjukkan potensi untuk menguat lebih lanjut. Dengan dukungan pasar yang optimis, prospek untuk beberapa emiten tetap terlihat baik meskipun ada tantangan di depan.
Melihat kondisi pasar saat ini, Herditya juga merekomendasikan investor untuk mencermati saham Medco Energi, yang memiliki prospek menjanjikan di sektor energi. Kinerja yang solid dan potensi penguatan harga menjadi alasan utama untuk mempertimbangkan saham tersebut.
Keputusan untuk berinvestasi harus didasarkan pada analisis yang matang, memperhitungkan semua faktor yang berpengaruh. Dengan memperhatikan data ekonomi dan kondisi pasar, investor akan lebih siap mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi volatilitas yang mungkin terjadi di pasar saham.











