Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengungkapkan komitmennya untuk menjalankan keputusan yang diambil dalam Forum Musyawarah Kubro di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Dalam acara tersebut, semua pihak sepakat menghasilkan ijtihad yang penting untuk kepentingan organisasi dan masyarakat.
Dalam suasana yang penuh harapan, Gus Yahya menyampaikan dua taklimat yang menggarisbawahi pentingnya kerendahan hati dan komitmen untuk memperbaiki situasi yang ada. Ia mengajak anggota organisasi untuk menyatukan visi demi kemajuan Nahdlatul Ulama.
Gus Yahya menegaskan bahwa kesepakatan yang dihasilkan harus menjadi panduan bagi semua anggotanya dan mengharapkan partisipasi aktif dalam menjalankan keputusan tersebut. Ia percaya bahwa langkah ini akan memberikan manfaat baik bagi organisasi maupun masyarakat luas.
Meneguhkan Keterbukaan dan Transparansi dalam Organisasi
Pada taklimat pertama, Gus Yahya menekankan pentingnya keterbukaan dalam organisasi, terutama dalam menjawab tuduhan yang diarahkan kepadanya. Ia mengajak semua pihak untuk melakukan pemeriksaan secara terbuka dan berlandaskan bukti yang valid.
Status keterbukaan ini adalah bagian dari komitmennya untuk menciptakan suasana yang lebih sehat dan transparan di dalam tubuh organisasi. Ia percaya bahwa dengan cara ini, semua isu dapat diselesaikan tanpa menambah konflik yang ada.
Menariknya, Gus Yahya menyatakan kesediaannya untuk diperiksa atas tuduhan yang mungkin muncul. Ia ingin memastikan bahwa semua anggotanya merasa aman dan terlibat dalam proses yang lebih adil.
Pentingnya Islah bagi Stabilitas Nahdlatul Ulama
Dalam taklimat kedua, Gus Yahya menggarisbawahi urgensi untuk melakukan islah sebagai jalan keluar dari dinamika yang terjadi di tubuh Nahdlatul Ulama. Ia menekankan bahwa islah harus berlandaskan pada kebenaran dan tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip organisasi.
Ia mencerminkan keinginan yang besar untuk menyatukan semua elemen di dalam organisasi demi mencapai tujuan bersama. Dengan mengedepankan kebenaran, Gus Yahya yakin semua konflik dapat diselesaikan dengan baik.
Hal ini menegaskan bahwa islah bukan hanya formalitas, melainkan sebuah kebutuhan mendasar agar organisasi kembali ke jalur yang benar dan produktif. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dalam semangat kebersamaan.
Membangun Jembatan Komunikasi yang Kokoh diantara Pengurus
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya mengungkapkan upayanya untuk menghubungi Rais Aam PBNU guna meneruskan kesepakatan forum. Meskipun telah mengirim pesan, hingga saat ini ia belum mendapatkan respons, yang menunjukkan tantangan komunikasi di dalam organisasi.
Gus Yahya menyatakan, “Saya akan menunggu sampai 3×24 jam untuk mendapatkan jawaban.” Ia berkomitmen untuk melaporkan hasil komunikasi tersebut kepada forum setelah batas waktu yang ditentukan.
Melalui langkah ini, Gus Yahya berharap dapat membangun jembatan komunikasi yang lebih baik dan mendorong semua pihak untuk lebih aktif dalam mendiskusikan isu-isu penting yang dihadapi. Ini menjadi langkah awal untuk menciptakan kolaborasi yang lebih solid di dalam organisasi.
Harapan untuk Resolusi yang Berkelanjutan dan Berkesinambungan
Sebelumnya, Forum Musyawarah Kubro di Pondok Pesantren Lirboyo mendesak semua pihak di PBNU untuk melakukan islah dan menghentikan konflik yang berkepanjangan. Gus Yahya berharap agar niat baik ini benar-benar diimplementasikan dalam tindakan nyata.
Adanya kesepakatan untuk islah ini adalah langkah signifikan untuk memastikan stabilitas dan kemajuan Nahdlatul Ulama kedepannya. Semua pihak harus saling mendukung untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan demikian, kehadiran Gus Yahya di posisi ketua umum diharapkan bisa mengisi kekosongan dan menjadikan organisasi ini lebih terarah lagi. Islah bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan baru yang menjanjikan bagi Nahdlatul Ulama.











