PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menunjukkan perkembangan yang menggembirakan sepanjang tahun 2025. Dalam acara Earnings Call 3Q 2025 dan Public Expose yang diselenggarakan pada Rabu, jajaran manajemen mempresentasikan hasil kinerja yang mencerminkan kinerja yang solid dan efisien, serta berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur Utama bank ini, Yusuf Saadudin, bersama dengan tim manajemen lainnya, memaparkan strategi dan pencapaian yang telah diraih. Kebijakan dari Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dorongan positif yang sangat baik bagi daya saing dan profitabilitas bisnis bank ini.
Salah satu poin yang ditekankan adalah efisiensi biaya dana sebagai strategi utama, yang diharapkan memberikan dampak signifikan pada kuartal IV 2025. Dengan langkah-langkah yang diambil, diharapkan kinerja keuangan bank ini akan semakin optimal pada tahun 2026 mendatang.
Strategi Penghimpunan Dana dan Kerja Sama yang Efektif
Bank bjb terus mendorong penghimpunan dana ritel serta kerja sama dengan pengelolaan payroll yang bertujuan untuk memperkuat struktur pendanaan. Upaya ini disertai dengan penguatan margin melalui manajemen penetapan harga pinjaman yang responsif terhadap kondisi pasar.
Fokus pertumbuhan saat ini tidak hanya pada pembiayaan konsumer, tetapi juga pengembangan rantai nilai dalam ekosistem daerah. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan BUMD dan dukungan terhadap program pemerintah yang menjadi prioritas.
Secara keseluruhan, total aset bank bjb meningkat sebesar 2,8%, menjadikan total aset mencapai Rp215,9 triliun. Dana Pihak Ketiga mencatat angka Rp160,2 triliun, sedangkan penyaluran kredit tumbuh 3,5% menjadi Rp142,9 triliun.
Analisis Kinerja Keuangan dan Potensi Profitabilitas
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap stabil di level 85,3%, menunjukkan keseimbangan yang sehat antara likuiditas dan penyaluran kredit. Dari sisi laba rugi, pengelolaan aset yang prudent serta efisiensi operasional mampu mendorong capaian laba konsolidasi sebelum pajak mencapai Rp1,37 triliun.
Optimalisasi pendapatan berbasis biaya juga turut berkontribusi positif terhadap pencapaian tersebut. Setiap langkah yang diambil menunjukkan peningkatan yang signifikan, menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan.
Dalam aspek modernisasi, bank bjb meluncurkan produk KGB Pisan, sebuah platform pinjaman digital yang telah menjangkau lebih dari 5.800 debitur dalam waktu kurang dari satu tahun. Ini menunjukkan komitmen bank terhadap inovasi dan efisiensi pelayanan kepada nasabah.
Peningkatan Layanan dan Komitmen Terhadap Keberlanjutan
Produk KGB Pisan memberikan akses kredit tanpa interaksi fisik dan menawarkan proses persetujuan yang lebih cepat. Ke depan, cakupan layanan akan diperluas untuk menyediakan lebih banyak opsi bagi nasabah dalam pengajuan kredit baru.
Sebagai entitas pengendali grup, bank ini terus memperkuat sinergi dengan tiga bank anak dan dua lembaga keuangan non-bank untuk membuka peluang pertumbuhan baru. Konsep kolaborasi dan skema sharing fee menjadi fokus dalam meningkatkan efisiensi operasional serta profitabilitas secara berkelanjutan.
Selain itu, komitmen terhadap prinsip keberlanjutan semakin diperkuat, dimana hingga September 2025 portofolio pembiayaan hijau tercatat mencapai Rp15,2 triliun. Fokus utama dari pembiayaan ini adalah pada sektor lingkungan, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta transportasi rendah emisi.
Penerbitan obligasi berkelanjutan senilai Rp1 triliun menjadi langkah nyata dalam mendukung penguatan pendanaan hijau. Ini sejalan dengan agenda ekonomi berkelanjutan yang menjadi prioritas nasional, mengisyaratkan peran penting bank dalam memajukan lingkungan dan keberlanjutan ekonomi.











