Antrean kendaraan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, semakin panjang menjelang akhir tahun. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengungkapkan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkannya, yaitu meningkatnya volume kendaraan logistik dan kondisi cuaca yang tidak stabil di Selat Sunda.
Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menjelaskan bahwa lonjakan ini terjadi akibat banyak pelaku usaha berupaya mempercepat distribusi barang sebelum adanya pembatasan angkutan. Hal ini membuat antrean didominasi oleh truk ekspedisi yang mengalami peningkatan signifikan.
Ia menambahkan bahwa situasi ini menjadi tantangan tersendiri, terutama saat banyak kendaraan yang ingin menyeberang dalam waktu bersamaan. Meskipun begitu, keselamatan tetap menjadi prioritas utama bagi pihak ASDP selama operasional berlangsung.
Faktor Penyebab Antrean Panjang di Pelabuhan Merak
Menjelang akhir tahun, volume kendaraan yang melintasi Pelabuhan Merak mengalami lonjakan tajam. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan akan distribusi barang, yang biasanya terjadi menjelang hari raya dan perayaan lainnya.
Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga menjadi faktor penghambat operasional. Gelombang tinggi di Selat Sunda mengharuskan penyesuaian jadwal dan rute kapal demi keselamatan penumpang dan barang.
Agar tetap dapat melayani pengguna jasa dengan baik, ASDP berupaya melakukan penyesuaian operasional dengan menggunakan pola tiba bongkar berangkat. Ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi rotasi kapal, sembari mempertahankan keseimbangan layanan di kedua arah.
Coupling antara peningkatan kendaraan dan kondisi cuaca memunculkan tantangan logistik yang baru. Para pengemudi diimbau untuk memperhatikan arahan petugas di lapangan untuk kelancaran perjalanan mereka.
Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menjelang Nataru
Sehubungan dengan upaya memperlancar arus mudik Nataru, kebijakan pembatasan angkutan barang sudah mulai diterapkan. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang biasa terjadi pada periode tertentu.
Akibat kebijakan ini, banyak pelaku usaha menjadi terburu-buru dalam mengirimkan barang sebelum tenggat waktu. Momen ini menciptakan akumulasi pergerakan yang mengakibatkan antrean panjang di pelabuhan.
ASDP telah berkolaborasi dengan berbagai regulator untuk mengoptimalkan situasi ini, termasuk dalam merancang pola perjalanan yang efisien. Namun, penyesuaian operasional tetap harus menjaga keseimbangan antara kedua pelabuhan agar tidak terjadi penumpukan.
Kerjasama dengan kepolisian dan instansi terkait lainnya juga berlangsung intensif guna mengatur buffer zone dan rekayasa lalu lintas. Ini diharapkan mampu mengurai kepadatan kendaraan yang terlihat membludak.
Antrean Panjang Diharapkan Tidak Terulang
Pada hari-hari sebelumnya, antrean panjang kendaraan sempat terurai dengan baik. Namun, perubahan cuaca dan arus kendaraan yang terus berdatangan menyebabkan situasi kembali padat.
Di sebagian besar wilayah, antrean dilaporkan mencapai panjang sekitar tujuh kilometer sebelum dapat terurai. Keadaan ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan situasi dan cuaca saat melakukan perjalanan pada musim liburan.
Pihak ASDP terus mengimbau pengguna jasa untuk memantau informasi cuaca secara berkala. Disarankan pula agar para pengemudi mengikuti arahan dan petunjuk yang diberikan oleh petugas di lapangan demi menjaga keselamatan bersama.
Strategi pemantauan yang baik diharapkan mampu membantu penumpang dan pengemudi dalam merencanakan perjalanan dengan lebih baik, menghindari kemacetan yang tidak perlu.













