Badan Pusat Statistik (BPS) berencana mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam proses Sensus Ekonomi 2026. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah klasifikasi usaha serta meningkatkan akurasi data yang dikumpulkan.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa AI akan digunakan untuk memasukkan kode klasifikasi usaha ke dalam perangkat survei digital BPS yang dikenal sebagai CAPI. Dengan inovasi ini, pengumpulan data diharapkan menjadi lebih efisien dan tepat.
Aplikasi CAPI BPS, yang merupakan sistem wawancara digital, dirancang untuk memfasilitasi pengumpulan data dengan lebih baik. Aplikasi utama yang digunakan adalah Flexible Authentic Survey in Harmony (FASIH), yang menawarkan antarmuka yang lebih ramah pengguna bagi para pencacah data.
Penerapan AI dalam Sensus Ekonomi 2026 yang Berinovasi
Amalia menjelaskan, dengan bantuan AI, para pencacah dapat dengan cepat menentukan kategori usaha berdasarkan Klasifikasi Penggolongan Lapangan Usaha Indonesia (KPLI). Hal ini akan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengklasifikasian, yang sering berlangsung dalam proses manual.
“Dengan Gen AI ini, kami berharap dapat mengurangi ketidaksesuaian dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) 2025,” katanya dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor BPS, Jakarta Pusat.
Penerapan AI ini tidak hanya meningkatkan kecepatan klasifikasi, tetapi juga meminimalkan kesalahan yang bisa terjadi akibat pengamatan langsung. Penggunaan teknologi canggih seperti ini sangat diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan relevan.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2025
KBLI 2025 yang baru saja dirilis oleh BPS merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya, yakni KBLI 2020. Proses pembaruan ini dilakukan setiap lima tahun untuk memastikan relevansi dengan tren dan perkembangan ekonomi yang terjadi.
Menurut Amalia, penyempurnaan ini juga berpedoman pada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) Revisi 5 yang diterbitkan oleh Komisi Statistik PBB. Ini menunjukkan komitmen BPS dalam memenuhi standar internasional.
KBLI memuat klasifikasi yang menstrukturkan berbagai aktivitas ekonomi ke dalam kelompok tertentu. Hal ini diharapkan akan mempermudah pemangku kepentingan dalam mengakses data dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Tujuan dan Harapan dari Penggunaan AI dalam Pengumpulan Data
Penggunaan AI dalam Sensus Ekonomi diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga akurasi data yang dikumpulkan. Dengan AI, BPS mampu merespons kebutuhan zaman dengan lebih baik.
Amalia menambahkan bahwa penerapan teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengumpulan data. Dengan demikian, hasil sensus akan lebih bermanfaat bagi perencanaan dan pengembangan ekonomi nasional.
Harapan besar bagi BPS adalah bahwa AI akan menjadi alat bantu utama dalam menghasilkan data yang dapat diandalkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, tugas pengumpulan data harus mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal.













