Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pergerakan yang cukup dinamis akhir-akhir ini. Berbagai sentimen di pasar saham, termasuk kekhawatiran akan potensi penurunan lebih lanjut, telah memengaruhi arah pergerakan indeks ini.
Berdasarkan analisis dari para pakar, pelemahan IHSG yang terlihat dalam beberapa waktu terakhir masih dianggap wajar, selama indeks ini mampu bertahan di atas batas support yang ada.
Pada perdagangan Senin (20/10) mendatang, terdapat proyeksi optimis mengenai penguatan IHSG. Hal ini berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar, termasuk rekomendasi saham tertentu yang dianggap memiliki potensi baik.
Mengenal Penyebab Pelemahan IHSG yang Terjadi Baru-baru Ini
Pelemahan IHSG yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tentunya tidak terlepas dari faktor eksternal dan internal ekonomi. Sentimen negatif dari pasar global sering kali berperan besar dalam memengaruhi aktivitas investasi di Indonesia.
Ketidakpastian ekonomi yang terjadi di tingkat global, termasuk kebijakan moneter yang berubah-ubah, turut memengaruhi kepercayaan investor. Hal ini menjadi perhatian investor yang memilih untuk menunggu dan melihat sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.
Selain itu, gejolak politik domestik juga memberikan dampak yang signifikan. Kondisi politik yang tidak stabil dapat menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor, sehingga berimbas pada nilai perdagangan saham.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Investor
Melihat kondisi saat ini, para analis memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang support dan resistance tertentu. Para pengamat pasar memprediksi bahwa IHSG akan menunjukkan gejala rebound jangka pendek dengan level sekitar 7.930 hingga 7.963.
Rekomendasi saham yang diberikan pun cukup beragam, mulai dari saham blue chip hingga yang lebih spekulatif. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis termasuk DSNG, JSMR, dan SOCI, yang dianggap mempunyai fundamental kuat.
Di sisi lain, analisis teknikal juga menunjukkan adanya potensi kenaikan meski IHSG masih dalam fase koreksi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat peluang bagi investor untuk memanfaatkan momen yang tepat dalam berinvestasi.
Kondisi Pasar dan Dinamika Transaksi Saham
Di pekan terakhir, pelaku pasar mencatatkan transaksi yang cukup tinggi, dengan total nilai transaksi mencapai Rp28,55 triliun. Jumlah saham yang diperdagangkan juga tercatat signifikan, mencakup lebih dari 40 miliar saham.
Namun, meskipun ada sejumlah saham yang menguat, lebih banyak saham yang terkoreksi, mencerminkan kondisi pasar yang masih rentan. Dari total perdagangan, 116 saham mengalami penguatan, sementara 598 saham mengalami penurunan harga.
Pada penutupan perdagangan pada Jumat (17/10), IHSG ditutup di level 7.915, menandakan penurunan sebesar 2,57 persen dari hari sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan tekanan jual yang cukup besar di pasar.











