PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan hingga kuartal III 2025, dengan laba bersih konsolidasi sebesar Rp37,3 triliun. Dalam konteks peningkatan pendapatan operasional, Bank Mandiri mencatat pre-provisioning operating profit (PPOP) sebesar Rp61,9 triliun, menunjukkan pertumbuhan yang solid dari tahun ke tahun.
Pendapatan bunga bersih juga mengalami pertumbuhan yang positif, meningkat 4,90 persen year on year (yoy) hingga mencapai Rp78,3 triliun. Di sisi lain, pendapatan non-bunga tumbuh lebih pesat, dengan pertumbuhan 7,97 persen yoy yang membawa total pendapatan mencapai Rp112 triliun.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyampaikan bahwa kinerja bank tetap terjaga dengan baik di triwulan III 2025. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjawab tantangan di industri perbankan yang kompetitif.
Hingga akhir September 2025, Bank Mandiri juga mencatat total aset konsolidasi sebesar Rp2.563 triliun, naik 10,3 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat dan bagusnya manajemen aset yang diterapkan oleh bank terbesar di Indonesia ini.
Kredit konsolidasi Bank Mandiri tercatat mencapai Rp1.764,32 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 11 persen yoy. Angka ini menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang hanya tercatat 7,70 persen yoy.
Kinerja Kredit dan Manajemen Risiko yang Solid di PT Bank Mandiri
Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang baik, baik untuk segmen wholesale maupun retail. Kredit wholesale mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 14,7 persen yoy, mencapai Rp982 triliun, sedangkan kredit retail tumbuh 4,58 persen yoy menjadi Rp403 triliun.
Kinerja pertumbuhan yang solid ini ditunjang oleh manajemen risiko yang terjaga dengan baik. Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah (NPL) gross hanya tercatat 1,03 persen, sementara rasio pencadangan tetap terjaga baik di level 271 persen.
Pencadangan yang kuat dan disiplin manajemen risiko telah menjaga cost of credit (CoC) pada posisi optimal, yakni 0,51 persen pada September 2025. Ini mencerminkan kehati-hatian Bank Mandiri dalam penyaluran kredit yang berisiko rendah.
Pendanaan dan Likuiditas yang Kuat Menjadi Kunci Kesuksesan Bank Mandiri
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp1.884 triliun pada akhir kuartal III 2025. Pertumbuhan ini merupakanindikator positif yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Komposisi dana murah (CASA) masih mendominasi di angka 69,3 persen, menunjukkan efektivitas strategi bank dalam menjalankan efisiensi biaya dana dan menguatkan likuiditas. Ini menjadi sinyal bahwa Bank Mandiri memiliki basis pendanaan yang kokoh dan berkelanjutan.
Likuiditas yang kuat terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 92,6 persen pada September 2025. Posisi ini menandakan bank memiliki kapasitas untuk terus mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengabaikan kestabilan likuiditas.
Analisis Kinerja dan Profitabilitas Bank Mandiri hingga Akhir September 2025
Kinerja Bank Mandiri juga tampak dari rasio-rasio utama yang menunjukkan hasil yang menggembirakan. Capital adequacy ratio (CAR) konsolidasi tercatat sebesar 20,1 persen, menjadikan bank tetap dalam posisi aman dari sisi permodalan.
Profitabilitas juga menunjukkan perbaikan dengan return on asset (ROA) sebesar 2,39 persen dan return on equity (ROE) 21,2 persen. Ini adalah indikator keberhasilan dalam mengelola aset dan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan.
Selain itu, kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit berisiko (LaR) di angka 6,53 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dalam kondisi iklim ekonomi yang berfluktuasi, bank dapat mempertahankan kinerja yang baik.
Rasio fee based income (FBI) terhadap total pendapatan juga mengalami peningkatan yang baik, mencapai 32,7 persen pada September 2025. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi bank dalam mengembangkan sumber pendapatan non-bunga.
Peningkatan signifikan dalam fee digital dan aktivitas treasury, yang terhitung tumbuh sebesar 57 persen yoy, semakin memperkuat kinerja non-bunga Bank Mandiri. Ini menunjukkan bahwa bank beradaptasi dengan tren digitalisasi yang semakin pesat.











