Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan melaksanakan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa kepala negara di dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Afrika Selatan pada tanggal 22-23 November mendatang. Pertemuan ini menjadi bagian penting dari upaya Indonesia dalam menjalin kerjasama internasional yang lebih erat, terutama di antara negara-negara mitra strategis.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Prio Pambudi, mengonfirmasi bahwa beberapa negara sudah mengajukan permohonan untuk melakukan pertemuan bilateral. Salah satu fokus utama dari pertemuan ini adalah untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara mitra yang lain.
“Kita juga menerima permintaan pertemuan secara bilateral dari kepala negara lain, dan upaya ini bertujuan untuk melanjutkan kerjasama yang signifikan,” ujar Edi dalam acara briefing media di kantor Kemenko Perekonomian. Pertemuan ini menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam memperkuat posisi di kancah internasional.
Persiapan Pertemuan Bilateral dan Negara Mitra
Menurut Edi, Belanda dan China adalah di antara negara yang telah mengajukan pertemuan bilateral dengan Indonesia dalam framework KTT G20. Namun, kehadiran Presiden Prabowo dalam berbagai pertemuan ini akan sangat bergantung pada agenda resmi yang telah disusun untuk KTT tersebut.
“Kami akan memastikan bahwa agenda pertemuan dapat diselaraskan dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk Presiden,” tambahnya. Hal ini penting untuk menjaga efisiensi dan efektivitas selama KTT berlangsung.
Pentingnya pertemuan bilateral ini juga diukur dari sektor-sektor yang akan dibahas, di mana masing-masing negara memiliki kepentingan yang berbeda. Opini publik di dalam negeri sangat mendukung langkah-langkah diplomatik ini, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi perekonomian nasional.
KTT G20 dan Isu yang Diangkat
Dalam KTT G20 yang akan datang, terdapat sejumlah agenda besar yang sedang dibahas, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan bencana, keberlanjutan utang bagi negara-negara berpendapatan rendah, serta transisi energi yang adil. Indonesia diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam masing-masing isu tersebut, terutama dalam hal penanganan bencana.
“Dalam deklarasi pemimpin KTT G20 Afrika Selatan, kami telah mencatat terdapat 82 paragraf yang membahas 12 bagian utama. Beberapa di antaranya berfokus pada isu-isu yang sangat relevan bagi Indonesia,” ungkap Edi. Kesempatan ini menjadi platfom bagi Indonesia untuk menunjukkan kapabilitasnya dalam peta geopolitik global.
Ketua G20 tahun ini, Afrika Selatan, berkomitmen untuk memprioritaskan perspektif Global South, di mana Indonesia sebagai negara anggota diharapkan dapat memainkan peran yang krusial. Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan posisinya sebagai jembatan antara negara-negara maju dan berkembang.
Undangan dari Presiden Afrika Selatan dan Pentingnya Kehadiran Indonesia
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, secara resmi mengundang Presiden Prabowo untuk hadir dalam KTT ini. Dalam pertemuan bilateral sebelumnya di Istana Merdeka, Ramaphosa menegaskan bahwa kehadiran Indonesia di KTT sangat penting sebagai mitra strategis bagi negara-negara di Afrika.
“Kami sangat menghargai peran serta Indonesia dalam konteks ini. Kehadiran Yang Mulia akan sangat berarti dan diharapkan dapat meningkatkan hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan negara-negara Selatan,” ungkap Ramaphosa.
Dengan adanya undangan ini, Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan strategi diplomasi dan kerja sama internasional, terutama dalam hal perdagangan dan investasi. Ini adalah langkah penting bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan ini.













