Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) di tiga provinsi yang terkena dampak bencana banjir dan longsor di Pulau Sumatra dalam kondisi aman hingga pekan depan. Pernyataan tersebut disampaikannya setelah melakukan rapat bersama Presiden di Istana Negara, membahas langkah-langkah penanganan situasi darurat ini.
Bahlil menjelaskan, secara umum pasokan BBM di wilayah tersebut sesuai dengan kebutuhan yang diperkirakan dapat bertahan hingga delapan hari ke depan. Namun, terdapat beberapa daerah yang mengalami kesulitan dalam mobilisasi BBM akibat kerusakan infrastruktur jalan yang parah.
“Kendati demikian, kita tetap berusaha memanfaatkan genset dan tangki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa beberapa pompa bensin di daerah Tapanuli Tengah telah beroperasi 24 jam untuk mengatasi situasi ini.
Inisiatif Pemerintah dalam Menanggulangi Krisis BBM Akibat Bencana
Untuk mempercepat distribusi BBM dalam situasi genting ini, Bahlil memberikan instruksi khusus kepada PT Pertamina. Mereka diminta untuk menghapus sementara penggunaan barcode dalam pembelian BBM subsidi, guna mengurangi antrean panjang dan kemacetan yang bisa terjadi di lokasi bencana.
Sebagai langkah tanggap darurat, kebijakan ini hanya berlaku sementara dan diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana. “Pihak kita telah mempertimbangkan banyak faktor sebelum membuat keputusan ini,” tegas Bahlil.
Menurut Bahlil, keputusan tersebut diambil untuk menghindari penumpukan di lokasi-lokasi yang terdampak, terutama mengingat distribusi BBM dan listrik, serta akses transportasi yang masih terganggu akibat banjir dan longsor.
Pendistribusian LPG Terkendala Namun Mulai Normal Kembali
Selain masalah BBM, distribusi gas elpiji (LPG) juga mengalami gangguan, tetapi langkah-langkah untuk memastikan kelancaran suplai telah mulai dilakukan. Meskipun tantangan tetap ada, pemerintah berusaha menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini.
Bahlil menjelaskan bahwa semula LPG di daerah Tapanuli Tengah, Nias, dan Sibolga diambil dari Dumai. Namun, kini jalur tersebut telah dialihkan ke Sumatera Barat sebagai pusat penyaluran untuk mempermudah distribusi.
“Kami optimis situasi akan membaik jika kondisi cuaca mendukung, target kami semua pasokan bisa tersedia pada akhir pekan,” ujarnya. Ini merupakan langkah vital agar kebutuhan masyarakat dapat segera dipenuhi.
Data Terbaru Mengenai Korban dan Dampak Bencana
Banjir besar dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra telah menelan banyak korban jiwa. Data terbaru dari BNPB mencatat jumlah korban meninggal akibat bencana ini mencapai 836 orang.
Di Aceh, korban tercatat sebanyak 325 jiwa, sementara Sumatera Utara dan Sumatera Barat masing-masing melaporkan 311 dan 200 korban meninggal. Jumlah orang hilang juga menunjukkan angka yang signifikan, mencakup 170 di Aceh, 127 di Sumut, dan 221 di Sumbar.
Situasi ini menuntut perhatian serius dari semua pihak agar upaya penanganan dan pemulihan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Dengan adanya langkah-langkah yang telah diambil pemerintah, diharapkan dampak bencana ini dapat diminimalisir.













