Dunia seni Indonesia memang memiliki banyak warna dan nuansa, melampaui sekadar industri film, sinetron, atau musik. Salah satu tokoh terkini yang menarik perhatian adalah Ki Reman Sancang, figur yang dikenal sebagai penulis dan paranormal.
Baru-baru ini, Ki Reman Sancang meluncurkan buku yang cukup menggugah perhatian masyarakat dan media, berjudul Kitab The Master Pelet. Buku ini hadir sebagai respon terhadap perubahan makna pelet yang selama ini dipahami secara keliru oleh sebagian orang.
Dalam pandangan Ki Reman, pelet seharusnya dipahami sebagai seni untuk mempengaruhi sukma, bukan untuk menaklukkan hati seseorang secara paksa. Dengan peluncuran buku ini, ia ingin mengembalikan esensi pelet sebagai warisan budaya yang berakar dalam rasa dan niat baik.
Pandangan Ki Reman Sancang tentang Pelet dan Spiritualitas
Ki Reman Sancang menjelaskan bahwa pelet sejati bukan merupakan sihir, melainkan ilmu mengenai getaran batin yang dapat memengaruhi diri kita dan orang lain dengan niat baik. Ia menekankan pentingnya doa dalam praktik ini, yang diibaratkan sebagai jembatan antara batin dan jiwa.
Ia berusaha menjelaskan bahwa banyak orang keliru menganggap pelet sebagai praktik buruk atau ilmu black magic yang menakutkan. Pandangan ini, menurutnya, perlu diluruskan agar masyarakat tidak kehilangan pemahaman tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Dalam buku ini, Ki Reman juga mengaitkan beberapa contoh artis besar Indonesia yang menggunakan elemen batin dalam kehidupan mereka. Dia menunjukkan bagaimana niat baik dan doa dapat memberikan dampak positif, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang di sekitar kita.
Menelusuri Akar Budaya Pelet dalam Masyarakat
Pelet merupakan bagian dari tradisi budaya yang telah ada sejak lama di Indonesia. Berbagai bentuk ritual dan cara penyampaian telah berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Ki Reman mengajak pembaca untuk mengenal kembali akarnya dan memahami konteks budaya di balik praktik ini.
Dalam perspektif Ki Reman, pelet harus dilihat sebagai jembatan antara individu dengan kekuatan alam semesta. Ia menegaskan bahwa pemahaman yang tepat akan membawa manfaat dan kedamaian bagi mereka yang menjalankannya. Ia berharap buku ini dapat membantu menjernihkan kabut kesalahpahaman yang telah lama mengganjal dalam pemahaman pelet.
Dengan demikian, pelet tidak lagi dipandang sebagai alat untuk mencelakai, tetapi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia. Ini adalah transformasi pemikiran yang Ki Reman perjuangkan dalam buku barunya.
Tanggapan dan Respon Masyarakat terhadap Buku Ki Reman
Setelah peluncuran buku Kitab The Master Pelet, respons dari masyarakat sangat beragam. Beberapa pembaca merasakan kecenderungan untuk memahami praktik pelet secara lebih mendalam. Mereka merasa bahwa buku ini memberikan pandangan baru yang lebih positif.
Namun, tidak sedikit pula yang skeptis. Beberapa kalangan masih memandang pelet sebagai praktik mistik yang berbahaya. Ki Reman meyakini bahwa dialog yang terbuka adalah kunci untuk meruntuhkan prasangka tersebut.
Untuk menjawab keraguan ini, Ki Reman sering mengadakan diskusi dan sesi tanya jawab dengan publik. Melalui kegiatan ini, ia memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya dan mendalami lebih jauh mengenai materi yang ada di dalam buku.













