Banjir dan longsor menjadi masalah serius yang melanda beberapa desa di Sulawesi Tengah. Kejadian ini menimbulkan dampak besar bagi masyarakat yang tinggal di daerah terdampak.
Empat desa di Kecamatan Sojol dan Dampelas, Kabupaten Donggala, menghadapi situasi darurat akibat bencana alam ini. Mereka dikepung oleh banjir dan longsor yang menyebabkan kerusakan yang cukup luas.
Berdasarkan informasi dari Kepala BPBD setempat, Akris Fattah Yunus, wilayah-wilayah tersebut mengalami banjir cukup parah, seperti di Desa Tonggolibibi dan Rerang. Tinggi genangan air di desa-desa ini mencapai satu meter, mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dampak Banjir Terhadap Masyarakat dan Infrastruktur
Hujan deras yang terus mengguyur menyebabkan debit air meningkat tajam. Hal ini membuat tanggul bendungan jebol dan air pun meluap ke area pemukiman dan sawah, menenggelamkan berbagai fasilitas umum.
Akibat banjir, infrastruktur seperti jalan umum, sawah, dan bangunan sekolah mengalami kerusakan parah. Satu unit jembatan gantung juga dilaporkan tidak layak digunakan setelah bencana ini.
Kehilangan lahan pertanian sebesar 1.350 hektare di Desa Rerang menjadi berita buruk bagi para petani yang menggantungkan kehidupannya pada sektor ini. Kerusakan fasilitas umum akan membutuhkan waktu dan sumber daya untuk diperbaiki.
Kerusakan Fasilitas dan Layanan Publik di Posko Pengungsian
Di Desa Lende Tovea Sirenja, banjir rob menggenangi kantor desa dan sekolah. Hal ini menyebabkan operasional pelayanan publik terganggu, sementara pendidikan anak-anak juga terancam.
Pemukiman warga di Desa Lende mengalami situasi yang sama, dengan banyak fasilitas yang terendam. Dampaknya sangat dirasakan, mengingat banyak warga yang kehilangan akses terhadap layanan dasar.
Pemerintah kabupaten dan BPBD segera melakukan penanganan darurat, namun tantangan besar tetap ada. Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan semakin mendesak di tengah situasi yang belum stabil ini.
Longsor yang Mengancam Keberlangsungan Hidup Warga
Selain banjir, longsor juga melanda Desa Sabang, Kecamatan Dampelas. Pihak berwenang melaporkan bahwa longsor ini disebabkan oleh pengikisan pada pinggiran sungai akibat tingginya debit air.
Rumah-rumah di sekitar lokasi longsor berisiko tinggi dan dapat mengalami kerusakan lebih lanjut jika tidak segera diatasi. Sebanyak sepuluh rumah warga dan satu bangunan majelis taklim terbawa dampak dari bencana ini.
Longsor menjadi ancaman nyata bagi keselamatan jiwa warga, mengingat posisi permukiman yang berdekatan dengan tebing sungai. Keberanian masyarakat untuk tetap bertahan menghadapi tantangan ini patut dipuji, tetapi mereka membutuhkan dukungan lebih lanjut.
Solusi dan Tindakan Lanjutan untuk Mengatasi Krisis
BPBD telah mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi situasi ini. Normalisasi sungai dan perbaikan tanggul menjadi prioritas utama untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.
Selain itu, tindakan perbaikan jembatan dan saluran drainase juga diperlukan agar infrastruktur dapat berfungsi kembali. Masyarakat juga mengharapkan bantuan berupa bibit dan pupuk untuk kelangsungan bercocok tanam pascabencana.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat sangat penting untuk membangun kembali kehidupan yang normal.













