Kapal ambulans yang hilang kontak di Selat Makassar, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, akhirnya ditemukan di Selat Madura, Jawa Timur. Kapal tersebut membawa tiga orang awak dan berhasil terdampar dengan selamat setelah terombang-ambing di lautan.
Menurut Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Andi Sultan, seluruh awak kapal dalam keadaan baik dan selamat. Kapal tersebut sebelumnya dilaporkan hilang kontak pada 13 Oktober saat berlayar dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang.
Kronologi Kehilangan Kontak Kapal Ambulan di Laut
Kapal yang dinakhodai M. Tahir berangkat pada pagi hari dengan perkiraan waktu perjalanan sekitar delapan jam. Namun, pada malam harinya, kapal tersebut belum tiba di tujuan yang ditentukan, menimbulkan kekhawatiran di kalangan keluarga dan pihak berwenang.
Awak kapal terdiri dari M. Tahir, Najamuddin, dan Hasri, dan mereka terpaksa berjuang menghadapi kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Selama tujuh hari pencarian, Basarnas melakukan operasi di sekitar perairan Pangkep tetapi tidak menemukan jejak kapal atau awaknya.
Setelah dihentikannya operasi pencarian pada 21 Oktober, kabar baik datang pada 24 Oktober ketika kapal ditemukan terdampar di kawasan permukiman penduduk di Selat Madura.
Respons dari Pihak Berwenang dan Keluarga Terhadap Kejadian Ini
Pihak Basarnas berkoordinasi dengan pemerintah setempat mengenai kondisi terakhir kapal dan awaknya. Andi Sultan menjelaskan bahwa penyebab pasti dari kecelakaan ini masih dalam penyelidikan, dengan penyebab kemungkinan mati mesin atau masalah lainnya.
Seluruh keluarga dari awak kapal merasa lega setelah menerima kabar bahwa mereka selamat. Pihak yang berwenang berupaya memberikan dukungan psikologis bagi keluarga yang sebelumnya khawatir dan bingung akibat ketidakpastian status kapal.
Keselamatan awak kapal menjadi prioritas utama, dan Basarnas berjanji untuk memastikan bahwa mereka dapat kembali dengan aman ke Sulawesi Selatan setelah melakukan perbaikan pada kapal.
Fungsi dan Peran Kapal Ambulan Laut di Wilayah Terpencil
Kapal ambulans ini memiliki kapasitas hingga 18 penumpang dan dirancang khusus untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terluar. Pengoperasian kapal-kapal ambulans sangat penting, terutama dalam memberikan akses kesehatan bagi masyarakat yang tinggal jauh dari fasilitas medis.
Kehadiran kapal ambulans laut merupakan bagian dari respons cepat untuk mengatasi situasi darurat kesehatan di wilayah terpencil. Hal ini juga mengurangi waktu perjalanan yang biasanya memakan waktu lama jika menggunakan transportasi darat.
Kapal ambulans yang mengalami kerusakan ringan saat ditemukan kemungkinan akan segera diperbaiki. Dengan demikian, pelayanan kepada masyarakat dapat kembali dilanjutkan tanpa ada kendala.













