Di Indonesia, kejadian kekerasan di sekolah dapat terjadi dalam beragam bentuk dan sering kali meresahkan masyarakat. Salah satu peristiwa terkini melibatkan seorang siswa yang diduga dianiaya oleh seorang guru di sebuah sekolah, yang memicu reaksi keras dari publik dan keluarga korban.
Insiden ini terjadi di Ambon, melibatkan seorang siswa berinisial MAL yang diduga menerima hukuman yang ekstrem. Dugaan penganiayaan ini menunjukkan betapa seriusnya masalah kekerasan dalam dunia pendidikan dan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak di sekolah.
Pada awalnya, MAL dan enam temannya membuat tato di tubuh mereka yang menarik perhatian wali asuh sekolah. Hal ini mengakibatkan mereka dikumpulkan untuk diberikan nasihat agar tidak mengulangi kesalahan tersebut, namun peristiwa selanjutnya menjadi lebih mengejutkan.
Detail Penganiayaan yang Menghebohkan
Dari keterangan yang disampaikan korban, seorang guru bernama Bahri datang dengan membawa setrika panas dan langsung menempelkan benda tersebut di dada MAL. Peristiwa ini terjadi setelah mereka mendapatkan teguran dari wali asuh.
Bagi MAL yang masih berusia 17 tahun, pengalaman tersebut tentu sangat menyakitkan dan memalukan. Ia mengaku tidak dapat melawan dan hanya pasrah menerima hukuman tersebut yang mengakibatkan luka bakar di tubuhnya.
Korban yang berasal dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Maluku Tengah ini pun meluapkan rasa protesnya terhadap hukuman yang dianggap tidak manusiawi. Ia mengungkapkan bahwa tindakan tersebut sangat tidak layak diterima oleh seorang siswa.
Prinsip Kemanusiaan dalam Pendidikan
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 40, Afia Joris, berkomentar mengenai insiden ini. Ia menegaskan bahwa tindakan penganiayaan tersebut tidak dilakukan oleh pegawai di sekolah tapi oleh seorang pegawai Kementerian Sosial yang bekerja di institusi tersebut.
Menurutnya, Walau ada pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, tindakan yang diambil tetap harus memperhatikan aspek kemanusiaan. Hukuman yang diterapkan haruslah mendidik dan tidak melukai fisik atau mental siswa.
Afia juga menjelaskan bahwa pegawai tersebut seharusnya paham mengenai cara berinteraksi dengan anak-anak dan bukan malah melakukan kekerasan. Semua profesi dalam dunia pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa.
Reaksi dan Tindakan Selanjutnya
Sejak peristiwa ini terjadi, pihak sekolah belum mengambil langkah hukum karena masih dalam tahap mediasi. Hal tersebut menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang menuntut keadilan bagi korban dan meminta agar pelaku dikenakan sanksi yang tegas.
Pihak sekolah memberikan penjelasan bahwa mereka sedang berupaya menyelesaikan masalah ini secara internal. Namun, banyak yang berpendapat bahwa tindakan hukum lebih perlu diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kasus ini telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan anak di sekolah dan perlunya penegakan hukum terhadap tindakan kekerasan. Setiap pihak diharapkan dapat belajar dari insiden ini agar tidak terulang di kemudian hari.
Fokus pada Penyuluhan Pendidikan dan Kemanusiaan
Dalam era modern, dunia pendidikan harus berkomitmen lebih dalam menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang berbasis pada penghormatan terhadap hak asasi manusia. Pendidikan seharusnya menjadi jembatan untuk menciptakan generasi yang lebih baik, bukan sebaliknya.
Sekolah-sekolah diharapkan dapat membuat program-program penyuluhan mengenai kekerasan dan hak anak, sehingga semua pihak dapat memahami dan menerima pengertian yang benar akan pentingnya perlakuan baik terhadap siswa. Pendidikan harus bersifat inklusif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Kompetensi para pengajar juga perlu ditingkatkan agar memahami pendekatan yang lebih baik dalam mendidik anak-anak. Mereka harus diajarkan untuk mendampingi siswa dalam belajar dengan cara yang positif, bukan dengan menimbulkan rasa takut.
Ketika ke depannya tindakan kekerasan di sekolah dapat diminimalisir, maka pendidikan di Indonesia akan lebih menjanjikan. Dengan demikian, hubungan baik antara guru dan siswa bisa terjalin dengan harmonis.













