Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait baru-baru ini mengungkapkan rencananya untuk meningkatkan akses perumahan subsidi di kota-kota besar, khususnya Jakarta. Pertemuannya dengan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban, yang berlangsung pada Rabu (24/9/2025), menjadi langkah awal menuju terobosan yang lebih besar.
Pemenuhan kebutuhan akan perumahan di perkotaan menjadi salah satu fokus utama. Maruarar mengindikasikan bahwa solusi untuk masalah ini melibatkan pembangunan rumah subsidi dalam bentuk rumah susun (rusun) untuk masyarakat yang membutuhkan.
Selama pertemuan tersebut, Maruarar menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan program tersebut. “Dengan dukungan dari berbagai instansi, kita akan menciptakan skema baru yang lebih inklusif,” ujarnya dengan semangat.
Pemerintah telah menginisiasi rencana untuk mempertemukan berbagai pihak terkait dalam menghadirkan rumah subsidi di tengah kota. Maruarar juga berencana untuk mengadakan meeting lanjutan dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung serta pihak terkait lainnya.
Maruarar menambahkan bahwa pengumuman mengenai skema rumah subsidi di Jakarta akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Dia berharap dengan partisipasi aktif semua pihak, termasuk Kementerian Keuangan dan BP Tapera, program ini dapat terwujud secara efektif.
Rencana Pembangunan Rumah Subsidi di Perkotaan
Maruarar menekankan pentingnya rumah subsidi sebagai upaya untuk mereduksi kemiskinan di perkotaan. Dia telah melakukan pembicaraan dengan Gubernur Jakarta agar kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah tetap terjalin dengan baik.
Dia juga mengungkapkan bahwa skema baru ini diharapkan akan menguntungkan banyak kalangan, khususnya mereka yang terkena dampak ekonomi. “Kami tidak hanya ingin memberikan papan, tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik,” tambahnya.
Dalam rencana ini, diskusi lebih lanjut akan melibatkan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) yang diharapkan dapat memberikan kontribusi substantif dalam penyediaan dana subsidi. Ini akan menjadi langkah strategis untuk memastikan program ini dapat mengatasi hambatan yang ada.
Skema yang sesuai akan disusun untuk memastikan bahwa rumah subsidi dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Maruarar menjelaskan, fokus utama adalah memfasilitasi pengembang untuk menyediakan rumah yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Akad Massal untuk Debitur Rumah Subsidi
Di kesempatan lain, pada Senin (29/9/2025), Maruarar mengumumkan akan mengadakan akad massal bagi 25 ribu debitur di Bogor. Kota ini dipilih sebagai lokasi karena dianggap memiliki pengembang berkualitas yang telah terverifikasi.
Maruarar percaya bahwa acara ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah subsidi dengan lebih mudah. “Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk membantu masyarakat mencapai kepemilikan rumah,” ujarnya.
Pemilihan Bogor dalam acara akad massal tidak lepas dari data kemiskinan yang menunjukkan banyaknya warga yang membutuhkan bantuan. Maruarar menginginkan langkah ini menjadi titik awal untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem di daerah tersebut.
“Berdasarkan data dari BPS, Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi,” tuturnya. Oleh karena itu, fokus perumahan di daerah ini sangat penting untuk menjawab banyak masalah yang ada.
Secara keseluruhan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat serta menjawab tantangan yang dihadapi dalam akses perumahan yang layak. Dengan demikian, langkah-langkah konkret dari pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi yang berkesinambungan.
Kolaborasi untuk Penyelesaian Masalah Perumahan di Jakarta
Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat semakin diperlukan untuk menyelesaikan masalah perumahan. Maruarar menyoroti betapa pentingnya kerjasama lintas sektor untuk memastikan kesuksesan program ini.
Dia juga menyatakan bahwa semua pihak memiliki peran penting dalam menghadirkan solusi yang berkelanjutan. “Kami mengajak seluruh stakeholder untuk bersatu demi kepentingan masyarakat,” tegas Maruarar.
Pemerintah tidak hanya akan berfungsi sebagai pengatur, tetapi juga sebagai fasilitator dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk memiliki akses yang lebih baik terhadap perumahan. Model kolaboratif yang diusulkan akan mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Salah satu tantangan yang perlu diatasi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan program ini. Maruarar mengungkapkan bahwa sosialisasi yang tepat akan membantu masyarakat memahami manfaat dari program perumahan subsidi ini.
Dia menambahkan pentingnya evaluasi rutin untuk memastikan bahwa skema yang diterapkan dapat berjalan dengan baik. “Kami akan terus memantau perkembangan agar program ini sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat,” tutup Maruarar.













