Tren pasar properti di Jakarta menunjukkan perkembangan yang menarik dan penuh optimisme. Pada tahun 2026, sektor-sektor utama seperti industri dan perkantoran diperkirakan akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ini.
Acara Media Briefing bertajuk “Jakarta Property Market Outlook 2026” yang diadakan pada 20 November 2025, memperlihatkan berbagai proyeksi dan analisis terkini mengenai arah pasar properti. Dalam presentasi tersebut, banyak informasi penting yang terungkap terkait dengan berbagai subsektor, mulai dari perkantoran hingga retail.
Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department, menyampaikan bahwa perbaikan dalam permintaan serta perubahan kebutuhan penyewa menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Menurutnya, faktor mobilitas dan gaya hidup urban yang semakin efisien akan sangat memengaruhi pasar properti di Jakarta pada tahun 2026.
Pergerakan pasar yang positif ini memberikan harapan bagi para pelaku industri properti. Fokus pada penyesuaian dan adaptasi terhadap perubahan tren yang cepat akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ke depan.
Memahami Pola Pergerakan Pasar Properti Jakarta di 2026
Menjelang 2026, tren pasar properti di Jakarta menunjukkan pola yang lebih terarah dan dinamis. Setiap subsektor mulai beroperasi dengan karakteristik yang unik, tetapi semuanya menunjukkan ciri-ciri pemulihan yang lebih kokoh.
Pasar perkantoran kembali mengalami fase pertumbuhan, sedangkan sektor industri mencatat lonjakan permintaan yang signifikan. Pada saat yang sama, hunian dan retail beradaptasi dengan preferensi dan pola konsumsi generasi muda yang berubah cepat.
Menurut analisis terbaru, tren ini menandakan bahwa sektor-sektor utama, khususnya perkantoran dan industri, sedang memainkan peran penting untuk membawa stabilitas di seluruh pasar properti. Dengan adanya motor pendorong yang jelas ini, subsektor lainnya pun diharapkan dapat mengikuti pertumbuhan tersebut.
Berbagai aspek yang menarik pada tren properti di Jakarta menyiratkan adanya potensi besar untuk investasi dan pengembangan yang lebih lanjut.
Faktor Penentu Pertumbuhan di Sektor Perkantoran dan Industri
Di sektor perkantoran, Jakarta mengalami penguatan dengan kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) beralih menjadi ‘landlord market’. Ini berarti, pemilik gedung saat ini memiliki kekuatan lebih dalam melakukan negosiasi sewa.
Tren “flight-to-quality”, di mana penyewa berpindah ke gedung berkualitas lebih baik dengan akses transportasi yang lebih baik, terus berlanjut. Permintaan untuk ruang perkantoran diprediksi akan melonjak, menandakan adanya pemulihan yang kuat di segmen ini.
Sementara itu, sektor industri diprediksi akan menjadi sektor paling dinamis pada tahun 2026. Permintaan untuk ruang pabrik dan lahan industri baru meningkat substanstial, didorong oleh strategi relokasi manufaktur yang cerdas.
Koridor-koridor industri seperti Bekasi-Karawang dan Subang-Batang-Kendal semakin berkembang, menjadikan daerah-daerah tersebut sebagai pusat pertumbuhan yang menjanjikan.
Perubahan Permintaan Hunian dan Sewa di Jakarta
Permintaan untuk kondominium di Jakarta diperkirakan akan tetap stabil, didorong oleh preferensi generasi muda yang kini lebih memilih hunian dekat dengan transportasi publik. Stabilitas ini diharapkan membawa dampak positif bagi pasar properti secara keseluruhan.
Di sisi lain, rumah tapak di Jabodetabek mulai beralih lebih fokus kepada segmen premium. Meski ada tantangan keterjangkauan bagi generasi muda, sejumlah lokasi baru kini mulai dilirik sebagai alternatif tempat tinggal yang lebih ekonomis.
Peningkatan tren sewa di Jakarta juga terlihat meningkat, sekaligus mencerminkan perubahan pola mobilitas masyarakat yang lebih efisien. Tingginya permintaan untuk properti sewa, baik dari ekspatriat maupun wisatawan domestik, menjadi indikator pertumbuhan yang positif.
Kondisi ini menciptakan peluang baru bagi pengembang untuk menghadirkan solusi hunian yang lebih bermanfaat dan terjangkau bagi masyarakat.
Ekspansi Sektor Retail yang Kian Menggeliat
Sektor retail di Jakarta mengalami transformasi menuju pengalaman berbasis konsumsi yang lebih beragam. Konsep pengalaman menjadi sangat penting untuk menarik minat konsumen di tengah persaingan yang kian ketat.
Tingkat hunian pusat retail menunjukkan angka yang cukup baik, dan ada beberapa tren utama yang mendukung pertumbuhan ini. Diantaranya adalah kehadiran merek F&B yang unik serta pembangunan outlet-outlet yang ramah lingkungan.
Mall yang berada dalam pengembangan mixed-use kini menjadi yang terfavorit karena menawarkan kombinasi fungsi yang menarik bagi konsumen. Dengan adanya captive market, pusat retail ini menjadi lebih menarik untuk dikunjungi.
Segmen retail ini tidak hanya mengalami pertumbuhan dari dalam negeri, tetapi juga banyak didatangi oleh brand-brand internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia.













