Di Babelan, Bekasi, sebuah insiden tragis terjadi ketika seorang pemulung bernama Hidayatullah, berusia 27 tahun, meninggal dunia akibat ledakan mortir. Ledakan tersebut dipicu saat korban mencoba memotong mortir yang ia temukan, dengan harapan bisa mengambil logam kuningan untuk dijual.
Menurut informasi yang dihimpun, insiden itu berlangsung pada hari Minggu, 23 November, sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian ini menyoroti betapa berbahayanya situasi yang dihadapi oleh para pemulung yang sering kali berhadapan dengan barang-barang berisiko tinggi.
Kapolsek Babelan, Kompol Wito, menjelaskan bahwa ledakan tersebut adalah hasil dari upaya korban mengolah mortir yang tidak diketahui asal-usulnya. Hidayatullah biasanya bekerja sebagai pemulung terutama di malam hari, menggantikan ayahnya yang juga menjalani pekerjaan serupa.
Pentingnya Keselamatan Pemulung di Lingkungan Berbahaya
Pekerjaan sebagai pemulung sering kali dianggap sepele, namun menampakkan banyak risiko. Mereka berhadapan dengan berbagai barang, termasuk yang berpotensi berbahaya seperti bahan peledak atau limbah beracun. Situasi ini mengharuskan mereka untuk selalu waspada dan memiliki pengetahuan tentang risiko yang ada.
Di daerah-daerah tertentu, masih banyak barang sisa seperti mortir yang dapat ditemukan, kadang-kadang tersisa dari konflik masa lalu. Hal ini menuntut perhatian lebih dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan para pemulung.
Tidak jarang, para pemulung tidak memiliki informasi memadai mengenai cara bertindak ketika menemukan barang berbahaya. Situasi ini dapat menyebabkan kecelakaan fatal, seperti yang dialami oleh Hidayatullah, yang seharusnya bisa dihindari dengan adanya edukasi dan pelatihan.
Tindakan Setelah Ledakan: Penanganan dan Keamanan
Setelah insiden tersebut, Kapolsek Wito memastikan bahwa lokasi ledakan telah disterilkan. Tim penjinak bom didatangkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap sumber ledakan dan memastikan bahwa tidak ada sisa-sisa bahaya yang dapat menyebabkan kejadian serupa.
Keberadaan personil Brimob dan Polres Metro Bekasi di lokasi juga ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat. Pengamanan yang ketat diharapkan dapat mencegah potensi bahaya lebih lanjut di area tersebut.
Kendati demikian, Wito mengungkapkan bahwa lokasi di mana korban menemukan mortir tersebut masih menyisakan misteri. Penting bagi pihak berwenang untuk menyelidiki lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Pendidikan dan Kesadaran untuk Mencegah Insiden Serupa
Peningkatan kesadaran tentang keselamatan lingkungan bagi para pemulung sangatlah penting. Edukasi mengenai kendaraan yang aman, cara mengenali barang berbahaya, serta penanganan awal dalam situasi darurat perlu diberikan secara berkala.
Di samping itu, peran masyarakat sekitar juga tidak kalah penting. Saling berbagi informasi dapat mencegah terjadinya kecelakaan, termasuk pelatihan bagi pemulung dan penyuluhan oleh organisasi yang peduli terhadap keselamatan mereka.
Melalui pendekatan yang lebih humanis dan edukatif, diharapkan tragedi seperti yang menimpa Hidayatullah dapat diminimalisir. Memiliki pengetahuan tentang risiko merupakan langkah pertama untuk menjaga keselamatan individu dan orang lain di sekitar mereka.













