Lembaga Pengawasan dan Pengawalan Penegakan Hukum Indonesia (LP3HI) baru saja mengajukan gugatan praperadilan terhadap pihak kepolisian di Jawa Tengah. Gugatan ini berfokus pada dugaan penghentian penyelidikan kasus pembunuhan yang menimpa seorang ASN Pemkot Semarang, Iwan Budi Paulus, yang terjadi pada tahun 2022.
Sidang untuk gugatan praperadilan ini berlangsung di Pengadilan Negeri Semarang. Meskipun sangat penting, kedua pihak yang digugat, yaitu Polda Jawa Tengah dan Polrestabes Semarang, tidak hadir dalam persidangan pertama yang berlangsung pada 8 Desember 2023.
Ketidakhadiran pihak kepolisian menjadi perhatian khusus pihak LP3HI. Hakim Akhmad Nakhrowi Mukhlis mengambil langkah untuk menunda sidang agar menunggu kehadiran kedua termohon tersebut.
Kasus Pembunuhan yang Menghebohkan Masyarakat
Kasus pembunuhan Iwan Budi Paulus menjadi sorotan publik, terutama setelah jasadnya ditemukan dalam kondisi mengerikan. Jasadnya yang terbakar ditemukan bersama sepeda motor dinas di Pantai Marina, Semarang, pada September 2022.
Menjelang pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi, Iwan Budi dilaporkan hilang. Keluarga dan rekan-rekannya mengungkapkan kekhawatiran dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Penemuan jasadnya memicu berbagai spekulasi dan anggapan mengenai kemungkinan adanya motif tertentu di balik kematiannya. Banyak yang percaya bahwa kejadian ini tidak layak dianggap sebagai insiden biasa.
Tindakan Hukum dan Respons Pihak-Pihak Terkait
LP3HI melakukan langkah hukum dengan tujuan klarifikasi, meminta agar penghentian penyelidikan dapat dibatalkan. Mereka berharap pihak kepolisian dapat memberikan kejelasan mengenai nasib kasus ini yang sudah mangkrak cukup lama.
Menanggapi gugatan ini, pihak kepolisian melalui kuasa hukum mereka menyatakan bahwa ketidakhadiran pada sidang praperadilan memiliki alasan tertentu. Namun, banyak pihak yang mempertanyakan alasan di balik tindakan tersebut.
Kuasa hukum LP3HI, Boyamin Saiman, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tidak hadirnya kuasa hukum dari kedua pihak yang digugat. Dia berharap agar pihak kepolisian mengambil tindakan lebih serius dalam menyelidiki kasus ini.
Proses Penyelidikan yang Berlarut-Larut
Sejak kasus ini mencuat, proses penyelidikan menunjukkan tanda-tanda yang kurang menggembirakan. Polisi Militer juga dikabarkan telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah oknum TNI yang diduga terlibat.
Meskipun demikian, hasil pemeriksaan menunjukkan cliff hanger yang membuat banyak orang merasa janggal. Tidak ada bukti permulaan yang cukup untuk menunjukkan keterlibatan mereka dalam kasus pembunuhan ini.
Ketidakpastian ini mengundang berbagai pledoi dari masyarakat, terutama para pendukung LP3HI yang menuntut keadilan. Banyak yang menegaskan bahwa kasus ini harus jelas dan transparan agar tidak menggangu kepercayaan publik terhadap kepolisian.
Dengan segala kendala dalam proses hukumnya, kasus ini semakin mendesak untuk dipecahkan. Semua harapan tertumpu pada lembaga hukum untuk dapat memberikan keadilan yang sepatutnya. Kejadian semacam ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih teliti dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas mereka.













